MAKALAH PONDOK
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
![]() |
Di Susun Oleh :
Habib Mursyid Muwahid
Ahmad
SMK MIFTAHUL HUDA II
BAYASARI
Jl. Mulyasari No. 43 Ds
Bayasari Kec. Jatinagara Kab. Ciamis Jawa Barat 46273
2019
Daftar Isi
Halaman Judul
Daftar Isi......................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasaan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Pendidikan Pondok Pesantren ............................................................. 2
B. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren ................................................. 2
C. Karakteristik Pondok Pesantren .......................................................... 3
D. Tipologi Pondok Pesantren .................................................................. 5
E. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren ................................................. 6
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8
Kesimpulan ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, presentasenya mencapai 88%.
Bahkan merupakan jumlah muslim terbesar di dunia. Berkaitan dengan itu pendidikan yang ada di Indonesia tidak
hanya di sekolah umum, ataupun di madrasah, melainkan ada juga pondok
pensantren. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahami betul tentang
pondok pesantren.
Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang
pondok pesantren, mulai dari pengertian, tujuan, bagaimana karakteristik pondok
pesantren, tipologi atau model-model pondok pesantren dan juga dibahas pula
tentang sistem pendidikan yang ada dipondok pesantren. Sehingga masyarakat mengenal betul tentang pondok
pesantren, dan tidak lagi menganggap sebelah mata tentang pondok pesantren.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,
maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengertian pondok pesantren?
2.
Apa tujuan pendidikan pondok pesantren?
3
Apa karakteristik pondok pesantren?
4. Bagaimana
tipologi pondok pesantren?
5. Bagaimana sistem pendidikan pondok
pesantren?
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas,
maka makah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Memahami tentang pengertian pondok pesantren.
2.
Mengetahui tujuan pendidikan pndok pesantren.
3.
Mengetahu karakteristik pondok pesantren.
4. Memahami tipologi pndok pesantren.
5.
Memahami sistem pendidikan pondok pesantren.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pondok
Pesantren
Kehadiran
kerajaan Bani Umayah menjadikan pesatnya ilmu pengetahuan, sehingga anak-anak
masyarakat islam tidak hanya belajar dimasjid tetapi juga pada lembaga-lembaga
yaitu “kuttab” (pondok pesantren). Kuttab, dengan karakteristik
khasnya, merupakan wahana dan lembaga pendidikan islam yang semula sebagai
lembaga baca dan tulis dengan sistem halaqah (sistem wetonan). Pada tahap
berikutnya kuttab mengalami perkembangan yang sangat pesat karena dengan
didukung oleh dana dari iuran masyarakat serta adanya rencana-rencana yang
harus dipatuhi oleh pendidik dan peserta didik.
Di Indonesia
istilah kuttab lebih dikenal dengan istilah “pondok pesantren”, yaitu
suatu lembaga pendidikan islam yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik)
yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid
yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan terebut, serta didukung adanya
pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri.
Dalam kamus besar
bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau
tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah
lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok
(asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum,
bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya
sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
B. Tujuan
Pendidikan Pondok Pesantren
Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu
adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat kepada masyarakat dengan
jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas
dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan
kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka
mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang
ingin di tuju ialah kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim.
Sedangkan menurut M.Arifin bahwa tujuan
didirikannnya pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:
a. Tujuan
Khusus
Yaitu mempersiapkan para santri untuk
menjadi orang ‘alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan
serta mengamalkannya dalam masyarakat.
b. Tujuan
Umum
Yakni membimbing anak didik agar menjadi
manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi
mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.
C. Karakteristik Pondok
Pesantren
Karakteristik
atau ciri-ciri umum pondok pesantren adalah :
a.
Adanya kiyai
b.
Adanya santri
c. Adanya
masjid
d.
Adanya pondok atau asrama
Sedangkan
ciri-ciri khusus pondok pesantren adalah
isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu
sintaksis Arab, morfologi arab,hukum islam, tafsir Hadis, tafsir Al-Qur’an dan
lain-lain.
Dalam penjelasan
lain juga dijelaskan tentang ciri-ciri pesantren dan juga pendidikan yang ada
didalamnya, maka ciri-cirinya adalah :
a.
Adanya hubungan akrab antar santri dengan kiyainya.
b.
Adanya kepatuhan santri kepada kiyai.
c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren.
d.
Kemandirian sangat terasa dipesantren.
e.
Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di
pesantren.
f.
Disiplin sangat dianjurkan.
g.
Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia. Hal ini sebagai akibat kebiasaan
puasa sunat, zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud dan lain-lain.
h.
Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan pengetahuan
yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi.
Ciri-ciri diatas menggambarkan pendidikan
pesantren dalam bentuknya yang masih murni (tradisional). Adapun penampilan
pendidikan pesantren sekarang yang lebih beragam merupakan akibat dinamika dan
kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus-menerus, sehingga
lembaga tersebut melakukan berbagai adopsi dan adaptasi sedemikian rupa. Tetapi
pada masa sekarang ini, pondok pesantren kini mulai menampakan eksistensinya
sebagai lembaga pendidikan islam yang mumpuni, yaitu didalamnya didirikan
sekolah, baik formal maupun nonformal.
Dengan adanya tranformasi, baik kultur, sistem
dan nilai yang ada di pondok pesantren, maka kini pondok pesantren yang dikenal
dengan salafiyah (kuno) kini telah berubah menjadi khalafiyah (modern).
Transformasi tersebut sebagai jawaban atas kritik-kritik yang diberikan pada
pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga dalam sistem dan kultur
pesantren terjadi perubahan yang drastis, misalnya :
1. Perubahan sistem
pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang kemudian
kita kenal dengan istilah madrasah (sekolah).
2. Pemberian
pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa
arab.
3. Bertambahnya
komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya keterampilan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat, kesenian yang islami.
4. Lulusan pondok
pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari pesantren
tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah
negeri.
D. Tipologi Pondok Pesantren
Seiring dengan laju perkembangan masyarakat maka pendidikan pesantren baik
tempat, bentuk, hingga substansi telah jauh mengalami perubahan. Pesantren tak
lagi sesederhana seperti apa yang digambarkan seseorang, akan tetapi pesantren
dapat mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman.
Menurut Yacub ada beberapa pembagian tipologi pondok pesantren yaitu :
·
Pesantren Salafi yaitu pesantren yang tetap mempertahankan pelajaran dengan
kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannya pun
sebagaimana yang lazim diterapkan dalam pesantren salaf yaitu dengan metode
sorogan dan weton.
·
Pesantren Khalafi yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal
(madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga memberikan pendidikan
keterampilan.
·
Pesantren Kilat yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu
relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini
menitik beratkan pada keterampilan ibadah dan kepemimpinan. Sedangkan santri
terdiri dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan
dipesantren kilat.
·
Pesantren terintegrasi yaitu
pesantren yang lebih menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai
latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santri mayoritas
berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja.
Sedangkan menurut
Mas’ud dkk ada beberapa tipologi atau model pondok pesantren yaitu :
- Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas asli sebagai tempat mendalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin) bagi para santrinya. Semua materi yang diajarkan dipesantren ini sepenuhnya bersifat keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur beberapa pesantren di daerah Sarang Kabupaten Rembang Jawa tengah dan lain-lain
- Pesantren yang memasukkan materi-materi umum dalam pengajaran namun dengan kurikulum yang disusun sendiri menurut kebutuhan dan tak mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah secara nasional sehingga ijazah yang dikeluarkan tak mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal.
- Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalam baik berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjang bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi yang tak hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-fakultas umum. Contohnya adalah Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur.
- Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar disekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi diluarnya. Pendidikan agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya. Diperkirakan pesantren model inilah yang terbanyak jumlahnya.
E. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
Sistem yang ditampilkan dalam pondok pesantren
mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam lembaga
pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai sistem tradisional, yang
memiliki kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi
hubungan 2 arah antara kiai dan santri.
2. Kehidupan dipesantren menampakkan
semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerjasama mengatasi problem non
kurikuler mereka sendiri.
3. Para santri tidak mengidap penyakit
simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah, karena sebagian besar pesantren
tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk
pesantren tanpa adanyaijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya
ingin mencari keridhoan Allah SWT semata.
4. Sistem pondok pesantren mengutamakan
kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan
keberanian hidup.
5. Alumni pondok pesantren tak ingin
menduduki jabatan pemeritahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh
pemerintah.
Adapun metode yang lazim digunakan dalam
pendidikan pesantren adalah wetonan, sorogan, dan hafalan. Metode wetonan
merupakan metode kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk
disekeliling kiai yang menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab
masing-masing dan mencatat jika perlu. Metode sorogan sedikit berbeda dari
metode weronan dimana santri menghadap guru satu-persatu dengan membawa kitab
yang dipelajari sendiri. Kiai membacakan dan menerjemahkan kalimat demi
kalimat, kemudian menerangkan maksudnya, atau kiai cukup menunjukan cara
membaca yang benar, tergantung materi yang diajukan dan kemampuan ssantri.
Adapun metode hafalan berlangsung dimana santri
menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Materi
hafalan biasanya dalam bentuk syair atau nazham. Sebagai pelengkap metode
hafalan sangat efektif untuk memelihara daya ingat (memorizing) santri terhadap
materi yang dipelajarinya, karena dapat dilakukan baik didalan maupun diluar
kelas.
Sedangkan jenjang pendidikan dalam pesantren
tidak dibatasi seperti dalam lembaga-lembaga pendidikan yang memakai sistem
klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat seorang santri didasarkan isi mata
pelajaran tertentu yang ditandai dengan tamat dan bergantinya kitab yang
dipelajarinya. Apabila seorang santri telah menguasai satu kitab atau beberapa
kitab dan telah lulus ujian (imtihan) yang diuji oleh kiainya, maka ia
berpindah kekitab lain yang lebih tinggi tingkatannya. Jelasnya, penjenjangan
pendidikan pesantren tidak berdasarkan usia, tetapi berdasarkan penguasaan
kitab-kitab yang telah ditetapkan dari paling rendah sampai paling tinggi.
Tetapi seiring dengan perkembangan zaman kini
pondok pesantren banyak yang menggunakan sistem klasikal, dimana ilmu yang
dipelajari tidak hanya agama saja, melainkan ilmu umum juga dipelajari.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pondok pesantren yaitu suatu
lembaga pendidikan islam yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang
mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan terebut, serta didukung adanya
pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri.
2. Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu
kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat
bagi masyarakat atau berhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula
atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam
kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di
tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu.
3. Karakteristik pondok pesantren adalah
ada kyai, santri, masjid, dan asrama.
4. Tipologi pondok
pesantren yaitu Pesantren Salafi , Pesantren Khalafi ,Pesantren Kilat , dan Pesantren
terintegrasi.
5. Sistem pendidikan di pondok pesantren
yang lazim digunakan dalam pendidikan pesantren adalah wetonan, sorogan, dan
hafalan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman kini pondok pesantren banyak
yang menggunakan sistem klasikal, dimana ilmu yang dipelajari tidak hanya agama
saja, melainkan ilmu umum juga dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Amien Rais M.Cakrawala
Islam: Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan. 1989.
Arifin HM.Kapita
Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta:Bumi Aksara. 1991.
Khosin.Tipologi
Pondok Pesantren. Jakarta: diva Pustaka. 2006.
Mas’ud, dkk. Tipologi
Pondok Pesantren. Jakarta: Putra Kencana. 2002.
Mujib,Abdul.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2006.
Masyhud, Sulthon dan
Khusnurdilo. ManajemenPondokPesantren. Jakarta: Diva
Pustaka. 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar